Sabtu, 13 Juli 2013

Ramadhan Bulan Penuh Berkah. Untuk Siapa?

Kita semua tahu, bahwa bulan Ramadhan (dibaca Romadhon ya, bukan Ramadan) adalah bulan yang penuh berkah. Kenapa? Karena di bulan Ramadhan ini...
1. Bulan obral di mana Allah akan mengijabah doa-doa kita
2. Bulan obral di mana Allah mengampuni dosa-dosa kita
3. Bulan obral di mana Allah melipat gandakan pahala ibadah kita

Obral untuk siapa?

Masih inget kan, pelajaran yang kita terima dari ustadz kita (itu buat yang pernah ngaji lho)
Bahwa...
1. Waktu antara Maghrib dan Isya adalah waktu yang mustajabah untuk memanjatkan doa
2. Rasulullah melarang orang banyak bicara setelah sholat Isya
3. Sepertiga malam terkahir adalah waktu terbaik untuk mohon ampunan dan bermunajah kepadaNya.

Lalu kenapa?

Setelah berbuka (bahkan sambil berbuka) kita masih terpesona oleh layar televisi yang menebar mudzarat dengan cerita-cerita yang penuh dengan intrik dan kemaksiatan. Cerita-cerita yang mengajarkan kedengkian dan nafsu keduniawian.Atau asyik bercekakak cekikik dengan banyolan-banyolan vulgar yang menyajikan ketololan dan kenaifan yang justru tak seharusnya dilakukan umat muslim. Bukannya segera ambil air wudhu, dirikan sholat maghrib dan perbanyak doa.

Selepas Isya, masih penasaran dengan cerita-cerita sinetron (yang konon kabarnya sinetron religi) yang masih dengan cerita yang itu-itu saja. Kedengkian, permusuhan, keserakahan, muslihat yang sedang diajarkan oleh entah siapa melalui layar televisi. (Lagi-lagi televisi). Bukannya shalat tarwih, tadarus dan telaah Al Qur'an yang kita yakini sebagai pedoman hidup. Yang kelak akan memberi syafaat dengan menaungi pembacanya di Padang Makhsyar

Waktu sahur, sambil menikmati hidangan sahur, kita terlena dengan hiburan yang dipenuhi dengan canda tawa vulgar, konyol tanpa manfaat. Bukankah kesempatan untuk melengkapi ibadah sahur dengan Qiyamullail, sholat malam, dan perbanyak istighfar memohon ampunannya. Astaghfirullah.
Ingat!! Rasulullah yang sudah memegang kunci surga, dan Allah menjaminnya untuk masuk surga saja masih beristighfar ratusan kali dalam sehari semalam. Kita? Istighfarnya masih darling. Kalau sadar dan eling. Astaghfirullah.

Kok lagi-agi televisi?
Iya, karena televisi adalah media dan sarana hiburan yang paling mudah diakses oleh seluruh bangsa, murah tanpa keluar biaya dan bisa dinikmati di mana saja. Tapi justru televisi sudah menjadi perpanjangan tangan syetan di bulan Ramdhan ini.
Lho, katanya syetan sudah dibelenggu?
Betul, Syetan memang sudah dibelenggu. Tapi ternyata nafsu manusia itu sudah lebih berbahaya daripada syetan.  Karena syetan hanya sebagai penggoda, sedangkan nafsu dan diri manusialah yang menjadi eksekutornya.

Jadi?
Ramadhan itu bulan yang penuh berkah, untuk siapa?
Pertanyaan yang hanya bisa dijawah dengan nurani kita. Bukan dengan lisan kita. Apalgi diperdebatkan.
Dan, berodalah, semoga bulan ini bukan Ramadhan terakhir dalam hidup kita.
Agar bisa memperbaiki amalan Ramadhan kita di tahun depan. Insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar