Sabtu, 13 Juli 2013

Siapakah Kita?

Satu per satu mereka pergi meninggalkanmu,
Tinggal aku, dengan langkah berat akupun harus tinggalkanmu.
Bapak, mohon pamit, semoga engkau damai bersamaNya....

Aku beranjank setelah selesai Al Mulk terbaca lirih dari lisanku.
Langkahku perlahan.
Bapak...
Kau ingatkan aku akan sesuatu atas apa yang telah kulihat pada jasadmu hari ini.

Ketika ruh terlepas dari raga
Melepas bajupun kita tak mampu, sehingga orang lain yang harus melepasnya
Mandipun kita tak mampu, sehingga orang lain yang harus memandikannya
Berwudlupun kita tak mampu, sehaingga orang lain yang harus mewudlukannya
Berpakaianpun (meski hanya berkain kafan) kita tak mampu, sehingga orang lain harus melakukannya untuk ita.
Berdoapun ita tak mampu, sehingga orang lainlah yang berdoa untuk kita.
Berjalan apalagi, sehingga orang lain harus menggotong kita menuju peristirahatan terakhir.
Bahkan! Menguburkan diri sendiripun kita tak mampu pula.
Sehingga!!  Orang lain yang harus menguburkan kita.

Jadi, panstaskan kita  semena-mena terhadap orang lain?
Pantaskah kita merasa berkuasa atas orang lain?
Pantaskah kita angkuh dan sombong pada orang lain?
Pantaskah kita menaruh benci pada orang lain?

Sedangkan
Kita tak pernah tahu, siapa yag akan melakukan itu semua untuk kita
memandikan, mengkafani, mengantar, menguburkan dan berdoa untuk kita.
Bisa jadi ia adalah orang yang paling kita benci
Orang yang pernah kita aniaya atau bahkan orang yang kita hinakan.

Saat itu
Sudah tak bisa lagi sesal dan maaf kita ucapkan.
Astaghfirullah

"...AJARI KAMI..." --- Kang Dwin

Assalamu'alaykum...

"...AJARI KAMI..."

Malam ini, menyaksikan sebuah acara di stasiun TV dengan tema KONTROVERSI RUU ORMAS.
Didalam acara debat ini...3 orang tua berdebat sengit dengan emosi tinggi dengan 3 orang tua lainnya dan para penontonnya adalah para mahasiswa....ya para pemuda.
Disaat para orang tua berdebat dan berbicara bersamaan dengan emosi sehingga tidak ada satupun yg mau saling mendengar karena kedua telinga mereka tertutup oleh nafsunya lisan untuk mengalahkan lawannya. Dan disaat itu............terdengar tepuk tangan yang meriah dari para mahasiswa/wi atas pertunjukan yang hanya akan MENGERASKAN HATI...

Perbedaan pendapat merupakan hal yg wajar karena memang ALLAH telah berikan otak bagi diri setiap manusia....terdapat milyaran otak didunia ini yang masih hidup dan lebih dari trilyunan jumlah otak yang telah ALLAH ciptakan...

" Jikalau Tuhan-mu menghendaki, tentu DIA menjadikan manusia umat yang satu, tetapi manusia senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu..."
[Qur'an Surat. Hûd (11) ayat 118-119]

Tidak heran karena masing2 memiliki otak atau CPU (istilah ilmu komputer) sehingga setiap diri manusia akan memiliki pendapat masing2 yang berbeda.
Bayangkan bila ALLAH ciptakan hanya satu otak untuk digunakan bersama oleh seluruh manusia dimuka bumi...

Sungguh acara debat yang diselenggarakan tidak akan mendapatkan SOLUSI TERBAIK kecuali rasa benci diantara saudara akibat perdebatan. Apalagi pihak media yang harusnya menjadi penyelaras bahkan malah memberi semangat agar perdebatan makin meriah...

Wahai orang tua...
...kami masih muda dan butuh ilmu bijak darimu...
......ajari kami kebijakan...
..........ajari kami persaudaraan dan kasih sayang...
......sebagaimana orang tua terdahulu mengajari beliau-beliau saat menjadi anak-anak...
.....Sehingga kami dapat membangun peradaban negri yang baik, yang akan kami wariskan kepada anak-cucu kami...
....Karena negri ini tidak akan maju diatas keahlian berdebat melainkan diatas kerjasama untuk kerja keras...

... kami tidak butuh ilmu BERDEBAT...
......kami butuh ilmu cara BERBAGI NASIHAT...
.........Karena BERDEBAT MEMATIKAN HATI KAMI...
.............Karena BERDEBAT adalah cara orang yang memiliki NAFSU YANG LEBIH BESAR daripada ILMUNYA...

Wahai orang tua...
...ajari kami.....sebuah KASIH SAYANG....

sebagaimana ALLAH telah mengajari...

"Dan orang-orang yang BERIMAN adalah yang saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk BERKASIH SAYANG" [Qur'an Surat Al Balad (90) ayat 17]

Semoga bermanfaat...
Wassalamu'alaykum...
Kang Dwin

"...PENYAKIT ANEH...SELALU PUSING JELANG RAMADHAN..." - Kang Dwin

Assalamu'alaykum...

"...PENYAKIT ANEH...SELALU PUSING JELANG RAMADHAN..."

Negri kami pusing... pusing setelah kenaikan BBM, kemudian pusing setiap menjelang RAMADHAN tiba.
Kenaikan Bahan Bakar Minyak tidak terjadi setiap tahun, tapi RAMADHAN yang hadir setiap tahun malah membuat pusing...penyakit aneh....

Tapi hebatnya rakyat Indonesia....
Naik harga karena BBM...naik harga karena RAMADHAN...naik harga karena IEDUL FITRI
Tetap rakyat masih bisa bertahan hidup...karena RIZKI datang dari ALLAH...bukan dari PEMERINTAH...

Saat pemerintah menjamin bahwa harga kebutuhan pangan akan naik "sedikit" karena dijamin supplai dipenuhi, ternyata dipasar kenaikan ada yang mencapai hampir 100%....!!!
Kalau kenaikan Bahan Bakar Minyak akan mendongkrak HARGA KEBUTUHAN HIDUP.......itu wajar karena semua distribusi ekonomi menggunakan kendaraan berbahan bakar...
Tapi kenaikan harga jelang RAMADHAN adalah TIDAK WAJAR...

RAMADHAN itu latihan....salah satunya menahan diri dari lapar dan haus dari Shubuh hingga Maghrib...
...Berlatih prihatin sebagaimana fakir miskin yang tidak selalu memiliki makanan setiap harinya...
...masih lebih ringan ..karena fakir miskin terkadang TIDAK MAKAN BEBERAPA HARI...sementara kita hanya TIDAK MAKAN DISIANG HARI...

Kelirunya kita dibulan RAMADHAN.....
....kulkas kita penuh dengan makanan yang lebih lengkap dari hari biasanya...
.....jenis menu makanan lebih lengkap dari menu biasanya...
........Kita berbuka puasa dengan makanan yang super lengkap dan banyak...

PADAHAL...
....melalui bulan RAMADHAN, kita seharusnya berlatih merasakan bagaimana menjadi FAKIR MISKIN ...bukan orang2 yang serba berlebihan dengan makanan...

Kalau masyarakat muslim sanggup bersikap seperti ini,...
...bukan belanja stock banyak makanan dikulkas yang diutamakan, tapi bagaimana menambah STOCK ILMU jelang RAMADHAN...

RAMADHAN...
...harusnya kita BANYAK BERSEDEKAH..bukan BANYAK BELANJA...
Sehingga para penjualpun tidak bisa MENAIKAN HARGA BARANG...karena umat muslim banyak yang SIBUK SHAUM... bukan SIBUK MASAK....

Saudaraku...
Sangat disayangkan kalau setiap RAMADHAN, kita tergolong seperti pesan Rasulullah dibawah ini...

"Banyak orang yang puasa dan tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya rasa lapar dan haus saja". [Hadits Riwayat Bukhari]

"...SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH RAMADHAN 1434 H,
...SEMOGA ALLAH KARUNIAKAN KEKUATAN UNTUK MENINGKAT MENJADI PRIBADI TAQWA..."

Semoga bermanfaat..
Wassalamu'alaykum
Kang Dwin

"...KELIRUNYA KITA DI BULAN RAMADHAN..." - Kang Dwin

Assalamu'alaykum...

"...KELIRUNYA KITA DI BULAN RAMADHAN..."

Kita selalu berfikir bahwa 'ibadah Ramadhan adalah 'ibadah bersama dengan diakhiri saling memaafkan diantara sesama muslim.

Padahal untuk memaafkan sesama, ISLAM sudah menegaskan bukan dikhususkan hanya di bulan Ramadhan/Syawal tetapi SETIAP SAAT seperti diperintahkan dalam Qur'an Surat Ali Imran (3) ayat 134.

Sementara do'a yang benar yang diucapkan pada 1 Syawal (Iedul Fitri) adalah 'TAQOBBALALLAAHU MINNA WA MINKA" yang berarti “Semoga ALLAH menerima amal kami dan amal Anda.” bukan memiliki arti MOHON MAAF LAHIR BATIN...
Tetapi...banyak dikalangan ummat Islam mengucapkan MINAL AIDIN WAL FAIZIN (artinya "sebagai orang kembali dan beruntung")...tapi mengira artinya adalah "mohon maaf lahir batin"....

Keramas pun menjelang RAMADHAN menjadi ritual wajib yang sebenarnya ritual warisan agama hindu, padahal seharusnya mempersiapkan diri dengan ilmu rukun shaum Ramadhan lebih utama. Dan Shaum sebelum RAMADHAN/bulan Sya'ban merupakan yang dicontohkan Rasulullah.

Jadi 'ibadah Ramadhan bukanlah 'IBADAH JEMAAH untuk saling bermaafan diawalnya, melainkan 'IBADAH PRIBADI mukmin untuk menaikan tingkatan dari MUKMIN menjadi TAQWA...
...Dan hanya ALLAH yang akan memberi penilaian karena 'Ibadah Shaum adalah puasa para mukmin yang dipersembahkan hanya untuk ALLAH semata....

"...MARHABBAN YAA RAMADHAN..."
(...Selamat Datang Bulan Suci Ramadhan...)
...Semoga menggapai derajat TAQWA...

Semoga bermanfaat,
Wassalamu'alaykum
Kang Dwin

" ...BUKAN BERDEBAT, TAPI PERBAIKILAH..." - Kang Dwin

Assalamu'alaykum...

" ...BUKAN BERDEBAT, TAPI PERBAIKILAH..."

Walaupun Pemerintah telah mengumumkan keputusan bahwa 1 Ramadhan 1434 Hijriah akan jatuh pada hari Rabu tgl 10 Juli 2013, tapi masih saja media TV mempertontonkan acara PERBEDAAN antar golongan dalam menentukan 1 Ramadhan...

Alangkah indah bila pihak media tidak TERUS MENGULAS TENTANG PERBEDAAN yang dapat membingungkan masayarakat awam..
Bukankah keputusan pemerintah sudah diumumkan....?
Berkerjasamalah mencari solusi agar tercipta kedamaian...
Banyak hal aneh pada kesepakatan manusia...salah satunya Singapur yang dapat dilihat jelas dari kota Batam...tapi waktu diantara keduanya memiliki perbedaan 1 jam....tapi mengapa tidak pernah dibahas untuk berdebat..?

Bahkan harusnya MEDIA-PEMERINTAH-MASYARAKAT bekerjasama mencerdaskan dan memperbaiki keadaan masyarakat yang menyambut bulan suci RAMADHAN hanya berfikir seputar mempersiapkan makanan istimewa....
...yang seharusnya mempersiapkan dengan ilmu sehingga RAMADHAN menghasilkan masyarakat yang baik...

“Hai sekalian manusia, makanlah yang HALAL dan BAIK dari apa yang terdapat di bumi.” [Qur'an Al-Baqarah ayat 168]

Tapi bagaimana mungkin menjadi masyarakat yang baik bila...setiap saat yang difikirkan hanya MAKANAN dibandingkan ILMU...
Bahkan berita media malam ini disalah satu stasiun TV...dikarenakan harga cabe merah melonjak lebih dari 100%, maka para pembeli memilih cabe busuk untuk dikonsumsi dan ternyata penjualpun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini hingga memberi harga sangat CABE BUSUK sebesar Rp 20.000/kg... !!!!!

Bagaimana dapat menjadi pribadi sehat bila makanan rusak yang dikonsumsi...
Bagaimana dapat berakhlak baik bila makanan pun tidak baik...

Saudaraku...
Sudah saatnya kita selalu memilih hanya yang TERBAIK yang masuk kedalam perut kita, bukan hanya sekedar KENYANG...

Karena Sayidina Ali bin Abi Thalib berpesan :
"Barangsiapa yang hidupnya hanya memikirkan isi perut, maka derajatnya dihadapan ALLAH seperti apa yang dikeluarkan dari perutnya..."

Semoga bermanfaat.
Wassalamu'alaykum...
Kang Dwin

Ramadhan Bulan Penuh Berkah. Untuk Siapa?

Kita semua tahu, bahwa bulan Ramadhan (dibaca Romadhon ya, bukan Ramadan) adalah bulan yang penuh berkah. Kenapa? Karena di bulan Ramadhan ini...
1. Bulan obral di mana Allah akan mengijabah doa-doa kita
2. Bulan obral di mana Allah mengampuni dosa-dosa kita
3. Bulan obral di mana Allah melipat gandakan pahala ibadah kita

Obral untuk siapa?

Masih inget kan, pelajaran yang kita terima dari ustadz kita (itu buat yang pernah ngaji lho)
Bahwa...
1. Waktu antara Maghrib dan Isya adalah waktu yang mustajabah untuk memanjatkan doa
2. Rasulullah melarang orang banyak bicara setelah sholat Isya
3. Sepertiga malam terkahir adalah waktu terbaik untuk mohon ampunan dan bermunajah kepadaNya.

Lalu kenapa?

Setelah berbuka (bahkan sambil berbuka) kita masih terpesona oleh layar televisi yang menebar mudzarat dengan cerita-cerita yang penuh dengan intrik dan kemaksiatan. Cerita-cerita yang mengajarkan kedengkian dan nafsu keduniawian.Atau asyik bercekakak cekikik dengan banyolan-banyolan vulgar yang menyajikan ketololan dan kenaifan yang justru tak seharusnya dilakukan umat muslim. Bukannya segera ambil air wudhu, dirikan sholat maghrib dan perbanyak doa.

Selepas Isya, masih penasaran dengan cerita-cerita sinetron (yang konon kabarnya sinetron religi) yang masih dengan cerita yang itu-itu saja. Kedengkian, permusuhan, keserakahan, muslihat yang sedang diajarkan oleh entah siapa melalui layar televisi. (Lagi-lagi televisi). Bukannya shalat tarwih, tadarus dan telaah Al Qur'an yang kita yakini sebagai pedoman hidup. Yang kelak akan memberi syafaat dengan menaungi pembacanya di Padang Makhsyar

Waktu sahur, sambil menikmati hidangan sahur, kita terlena dengan hiburan yang dipenuhi dengan canda tawa vulgar, konyol tanpa manfaat. Bukankah kesempatan untuk melengkapi ibadah sahur dengan Qiyamullail, sholat malam, dan perbanyak istighfar memohon ampunannya. Astaghfirullah.
Ingat!! Rasulullah yang sudah memegang kunci surga, dan Allah menjaminnya untuk masuk surga saja masih beristighfar ratusan kali dalam sehari semalam. Kita? Istighfarnya masih darling. Kalau sadar dan eling. Astaghfirullah.

Kok lagi-agi televisi?
Iya, karena televisi adalah media dan sarana hiburan yang paling mudah diakses oleh seluruh bangsa, murah tanpa keluar biaya dan bisa dinikmati di mana saja. Tapi justru televisi sudah menjadi perpanjangan tangan syetan di bulan Ramdhan ini.
Lho, katanya syetan sudah dibelenggu?
Betul, Syetan memang sudah dibelenggu. Tapi ternyata nafsu manusia itu sudah lebih berbahaya daripada syetan.  Karena syetan hanya sebagai penggoda, sedangkan nafsu dan diri manusialah yang menjadi eksekutornya.

Jadi?
Ramadhan itu bulan yang penuh berkah, untuk siapa?
Pertanyaan yang hanya bisa dijawah dengan nurani kita. Bukan dengan lisan kita. Apalgi diperdebatkan.
Dan, berodalah, semoga bulan ini bukan Ramadhan terakhir dalam hidup kita.
Agar bisa memperbaiki amalan Ramadhan kita di tahun depan. Insya Allah.

Senin, 08 Juli 2013

Catatan Jelang Romadhon



Jelang Romadhon setahun yang lalu.

Bapak, aku kembali ke hadapanmu. Kembali memohon kau turut pikulkan beban yang terasa begitu berat di sanubariku. Memohon kau usap luka yang kembali tergores. Karna kutahu, di renta usiamu, kau tetap kokoh buatku. Entahlah Pak, Nurani ini begitu kaku. Tak bisa menerima apapun yang tak bisa kutempatkan di sana.

            Bapak. Aku kembali ke pelukanmu. Sebagai lilin yang tinggal pangkal tak lagi utuh. Tlah habis memberi terang bagi gelap sekelilingnya. Kerna itulah yang pernah kau ajarkan padaku. Kerna tempat bersandar hanya padaNya yang hakiki. Hingga aku terhanyut dalam arus hidup yang tak pernah kutahu arahnya. Hidup memang misteri bukan?  Kerna tak pernah kutahu dari mana awal, dan di mana akhir, dari sebuah episode cerita hidup yang harus kulakonkan.

            Bapak. Aku kembali membawakanmu sejumput harap. Tentang Romadhon yang ingin kujalani sebulan penuh bersamamu. Setelah belasan tahun Romadhonku kujalani dalam pengambaran panjangku. Hanya itu yang kumau. Karena tak mampu kuberikan duniawi untuk Romadon dan Lebaranmu, Bapak.

            Bapak. Aku gembira, aku bahagia, entah bagaimana aku harus mensyukurinya. Allah mengabulkan harapku kan? Hingga Romadhon tahun kemarin bisa kujalani bersamamu. Utuh, sebulan penuh. Dan menjadi Romadhon yang paling istimewa untukku. Romadhon terindah dan  Romadhon paling berharga seumur hidupku. Romadhon paling cemerlang dalam sejarah yang tertulis tentangku.

            Bapak. Kutahu kau letih. Tak seharusnya kupinta kau pikulkan bebanku di pundakmu. Maafkan anakmu yang tak tahu diri ya. Sebenarnya, aku masih berharap bisa kembali menjalani Romadhon ini bersamamu. Sampai Idul Fitri nanti, juga hari-hari sesudahnya. Karena masih banyak yang ingin kutahu darimu, Guru Hebatku.

            Bapak, ternyata Allah lebih menginginkanmu daripada kami. Sudah waktunya kau kembali ke haribaanNya. Kami ikhlas Bapak, saat dalam teduh, hening dan damai kau pamit kepada kami. Halus, hening, dan teduh. Tanpa sedu sedan dan isak dari kami. Kami ikhlas. Kami ridho. Terlebih setelah kami diberikan kesempatan olehNya untuk mengantarmu dengan Tahlil yang kami bisikkan di telingamu (dan kami yakin kau ucap pula di batinmu). Juga Yaasin, Ar-Roman, Al-Mulk, Al-Waqi’ah dan Ar-Ro’du yang mengalun merdu dari lisan-lisan kami. Ibuku yang juga istri terkasihmu. Anak-anak dan menantumu. Juga cucumu.

            Bapak, Allah telah memilihkan waktu yang terbaik untukmu. Selepas pertengahan bulan Sya’ban. Dia memanggilmu sebagaimana Dia memanggil para Syuhada. Saat puasa-puasa sunnah tak lagi diperkenankan. Dia memanggilmu denga penuh kehormatan.

            Bapak, meski Romadhon ini tak lagi bisa kujalani bersamamu. Ada rasa bahagia yang membuncah dari sanubariku yang tak bisa kuceritakan. DIAlah yang bisa mengerti arti kebahagiaan itu. Salam bakti dari kami.