Minggu, 14 Agustus 2011

Saat buka puasa

Suara adzan berkumandang
beberapa teman kerja bergegas mengambil gelas dan menuang teh manis
yang selama bulan puasa ini memang selalu tersedia di gudang

Teh manispun menghuni perut
Alhamdulillah, puasa hari ini tunai sudah
soal pahala dan bobotnya?
hanya Dia yang berhak menilai

Tukang tahu gejrot mangkal di depan toko
beberapa teman memesan
termasuk aku
tanpa bawang merah, banyakin bawang putih,
cabe sebiji, garam seujung sendok teh
Alhamdulillah lagi
Seporsi tahu gejrot menghuni perut

Mengembalikan cobek kecil
pak tahu gejrot sedang makan nasi bungkus di pojokan toko
"Pak boleh kok ambil tempat yang terang dan bersih"
"Terima kasih, disini saja" jawabnya.
"Jualan sampai jam berapa pak"
"Sampai habisnya tahu?"
"Kan masih segitu banyak"
"Biasa, kalau puasa menjelang maghrib baru jalan
 jadi pas sama waktu buka puasa
 kalau siang, takut banyak yang pengin,
 nanti saya dosa, membuat batal puasa orang"

Deg.......
Bertolak belakang
dengan realita kebanyakan orang kita
bekerja di tempat sejuk, mondar mandir naik mobil,
meskipun itu angkutan umum
atau setidaknya motor
kerja tak begitu mengerahkan tenaga
tapi begitu mudahnya meninggalkan kewajiban puasa
kewajiban yang hanya  datang setahun sekali

Masih mungkir?
Coba lihat warteg, warung tenda, warung makan,
rumah makan, cafe, resto, fastfood dan sejenisnya.
Tetap ramai pengunjung pada waktu makan siang.
Dan tak sedikit dari mereka adalah kaum muslim

"Pak titip gerobak sebentar
 saya numpang sholat dulu di masjid sebelah"
Pak tahu gejrot membuyarkan lamunanku.

Selesai dia sholat maghrib
"Ramai pembeli nggak pak selama puasa"
"Alhamdulillah, tetep ada yang beli
 lumayan, buat beli bahan baju untuk kedua anak perempuan saya
 biasanya emaknya yang menjahit sendiri dengan tangan"

Pak tahu gejrotpun berlalu
Dan bermacam rasa simpang siur melewati pikiranku
Tuhan, hinanya aku yang sering lupa bersyukur.


Selasa, 09 Agustus 2011

Catatan Ramadhan 2011 - Puasa Bersama Televisi Kita

Ramadhan demi ramadhan.........
Kegaluan demi kegaluan..........
Tahun demi tahun..............
Tahun ini entah yang keberapa.......

Personal opinion :
Setiap Ramadhan tiba
(maaf mau memebetulkan...lafadnya adalah diucapkan "ROMADHON" 
itu kalau kita bisa baca Al Qur'an atau setidaknya pernah ngaji
jadi bukan diucapkan RAMADHAN .............)
Televisi kita 
Berlomba-lomba menayangkan yang disebut sinetron religi

Di mana letak religinya?
Yaitu pada busana para pelakonnya yang berubah total menjadi busana muslim
Ucapan-ucapannya berusaha untuk memperbanyak kalimah toyibah
meski pelafalannya masih banyak yang keliru dan justru banyak ditiru masyarakat

Isinya?
Masih dengan problema dan intrik klasik persinetronan yang masih jauh diatas awan
jauh dari keseharian masyarakat yang masih memerlukan banyak pencerahan
agar masyarakat kita mampu berpikir secara analitis, produktif dan kritis
supaya bisa bersama-sama bangkit dari keterpurukan bangsa ini yang masih terus berlanjut

Kenapa?
Karena Televisi adalah satu-satunya media informasi dan sarana hiburan,
yang dapat diakses secara masal dengan mudah dan murah.
Justru sebagian besar hanya menyajikan tayangan-tayangan yang semakin melenakan
masyarakat kita dengan dunia khayalnya.....semakin jauh dari dunia nyatanya.

Kembali ke Laptop !!!!
Eh kembali ke Ramadhan
(maaf ya kang Tukul......trade marknya aku pinjam)
Televisi kita dipenuhi dengan yang disebut sinetron religi
 yang menemani sebagian besar masyarakat negeri ini menjelang atau selepas buka puasa.
Waktu sahurpun ditemani dengan berbagai macam kuis dengan hadiah yang menggiurkan
ditemani beberapa komedian untuk bersama-sama berhaha..hihi.....

Lalu dimana upaya pencerahan umat?
Bukan tidak ada, kalaupun ada, prosentasenya sangat minim.
Bertolak belakang dengan moment bulan yang teramat suci itu sendiri.

Realita yang terlihat
Tak jauh-jauh, ada disekitar tempat tinggalku sendiri...
Jarang ada suara tadarusan (hanya satu dua rumah saja)
karena waktu tadarusannya dihabiskan untuk melihat sinetron
dan masih penasaran dengan kelanjutan cerita hari kemarin.
Saat waktu sholat tarwih tiba........
Ha..! Masih sama.
Sayang untuk melewatkan waktu untuk sejenak tertawa-tawa bersama tayangan komedi.
Sebagian juga masih melanjutkan sinetronnya dengan cerita yang berbeda.
Akhirnya............
Demi tayangan televisi yang sangat menarik.......
Tak ada tadarus dan tarawih untuk malam ini, sama dengan malam kemarin, entah untuk esok malam...

Hmmmm............
Rasanya juga tak sampai hati untuk menggugat para Pemuka Muslim maupun Para Ulama
untuk meluangkan waktunya memberi sedikit perhatian atas upaya pencerahan umat.
Paling hanya bisa kusimpan sebagai  keprihatinanku sebagai bagian umat
yang terus berusaha mencari pencerahan sendiri.

Hanya bisa memohon, agar jalan yang tertempuh bukanlah jalan yang terlalu jauh sesatnya.


Itu sebabnya....
Di tempat tinggalku aku lebih suka tiviku membisu, diam dan tidur di sudut ruangan.
Mengingat televisi yang harusnya memberi manfaat kok malah lebih banyak mudharatnya ya.....

Hmmmm......................
(Berpikir dan bertanya dalam hati?)
"Salahkah aku menilai jika kualitas bangsa ini sedang mengalami penurunan?"