Jumat, 10 Juni 2011

Catatan kecil ...... (beberapa tahun lalu - jilid 02)


DHUAFA
Minggu 13 Juli 2008
Sebenarnya badan sakit semua.
Tapi semuanya dah hilang.
Beberapa jam lagi nyampe rumah.
Pengin meluk Bapak & Embokku

Naik Bus kota, dari Terboyo, Semarang menuju Boja.
Di Pasar Bulu, Semarang.
Nenek-nenek naik dan duduk di sebelahku.

Kondektur tarik ongkos si Nenek. Kurang seribu perak.
Kondektur ngotot, sang nenek bilang “bentar lagi”

Kulihat mukanya mendung.
“Kenapa Nek” tanyaku takut menyinggung perasaannya.
“Jualan baju bekas gak ada yang laku, duit tinggal seribu”

Deg.... jaman merdeka begini. Jualan baju bekas? Siapa mau beli?
-- Ini realita, Aangku sayang !!!!!! --
Gak bisa ngomong apa-apa.

Dalam perjalanan, seorang ibu mendermakan sedikit rejekinya.
Sang nenek menangis dan menawarkan sepotong batu bekasnya.
Sang dermawan menolak dengan anggun, “Saya ikhlas nek”

Deg... lagi.
Seberapa banyak kepingan hati yang masih ihklas berderma ditengah era orang berlomba meraih materi begini.

“Turun dimana nek?” Kutanya lagi dengan lembut.
“Pertigaan Cangkiran -nama kota kecamatan-, dah deket belum ?”
“Oh ,masih jauh nek, nanti saya bilang ke kondekturnya”

Sang nenek diam, tapi matanya merah, ada tetesan menggantung dimatanya.
“Kenapa Nek?”
“Semoga Tuhan membalas kebaikan Ibu tadi” katanya lirih.

Aku hanya terdiam.
“Nek, ini ada titipan dari Bapak dan Embokku, semoga berguna bagi nenek”

Nenekpun turun. Dan seribu rasa yang tak bisa kulukiskan bermunculan di benakku.
“Ya TUHAN, mohon kelanggengan atas kelimpahan rejeki yang telah KAU limpahkan kepadaku ini. Amin”  === Meski hambamu ini hanya seorang pendosa =====

Tidak ada komentar:

Posting Komentar